Di balik nama besar Simatupang, tersimpan kisah tentang seorang leluhur yang menjadi tonggak sejarah bagi marga Batak Toba. Toga Simatupang, keturunan dari Si Raja Lontung, adalah sosok yang membawa warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang terus hidup hingga kini. Berakar di tanah Muara, Tapanuli Utara, Toga Simatupang adalah simbol kebanggaan dan identitas bagi generasi penerusnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Toga Simatupang menikah dengan Boru Sipaettua, dan dari pernikahan ini lahirlah tiga anak laki-laki: Togatorop, Sianturi, dan Siburian. Ketiga anak ini menjadi pilar utama dalam perkembangan marga Simatupang, masing-masing membawa cerita dan tradisi yang memperkaya warisan keluarga. Selain itu, dua anak perempuan dari Toga Simatupang turut memperluas hubungan kekerabatan dengan marga-marga lain, menciptakan jaringan keluarga yang semakin kuat.
Marga Simatupang bukan hanya tentang nama; ia adalah tentang nilai-nilai Dalihan Natolu yang menjadi pedoman hidup. Harmoni, penghormatan, dan tanggung jawab sosial adalah warisan yang terus dijaga oleh keturunan Toga Simatupang. Melalui website ini, mari kita rayakan kisah ini, menjaga agar jejak leluhur kita tetap hidup, dan meneruskannya kepada generasi mendatang.
Di balik setiap nama, ada cerita. Di balik setiap marga, ada warisan. Marga Sianturi, salah satu cabang dari garis keturunan Toga Simatupang, adalah bukti hidup dari perjalanan panjang leluhur kita yang penuh makna. Berakar di tanah Muara, Tapanuli Utara, Marga Sianturi membawa kisah tentang keberanian, kebijaksanaan, dan cinta akan tradisi.
Sianturi, anak kedua dari Toga Simatupang, menikah dengan Anian Nauli boru Manurung, dan dari pernikahan ini lahirlah tiga putra yang menjadi tonggak sejarah: Simangonding, Lumban Gambiri dan Lumban Mataniari. Dari mereka, keturunan Sianturi berkembang menjadi keluarga besar yang tersebar di berbagai penjuru, namun tetap terikat oleh nilai-nilai luhur Dalihan Natolu—harmoni, penghormatan, dan tanggung jawab sosial.
Marga Sianturi bukan sekadar nama; ia adalah identitas, pengingat akan asal-usul kita, dan jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Melalui website ini, mari kita rayakan warisan ini, menjaga agar cerita leluhur kita tetap hidup, dan meneruskannya kepada generasi mendatang.
Di balik nama Simangonding, tersimpan kisah tentang seorang leluhur yang menjadi tonggak sejarah bagi Marga Sianturi. Sebagai anak pertama dari Sianturi dan Anian Nauli boru Manurung, Simangonding membawa warisan yang kaya akan nilai-nilai luhur dan tradisi Batak Toba. Berakar di tanah Muara, Tapanuli Utara, Simangonding adalah simbol kebanggaan dan identitas bagi generasi penerusnya.
Simangonding menikah dengan Dumiris boru Napitupulu, dan dari pernikahan ini lahirlah dua anak laki-laki: Siharinuan dan Buttu Sabungan. Siharinuan, dengan semangatnya yang tak tergoyahkan, melahirkan generasi yang dikenal dengan nama Tuan Di Horbo, sementara Buttu Sabungan, dengan kebijaksanaannya, melahirkan generasi yang membawa nama besar Marga Sianturi ke berbagai penjuru.
Selain itu, Simangonding juga memiliki anak perempuan yang turut memperluas hubungan kekerabatan dengan marga-marga lain melalui pernikahan. Setiap cabang keluarga ini membawa cerita unik, namun semuanya bersatu dalam kebanggaan akan akar yang sama.
Simangonding bukan hanya tentang nama; ia adalah tentang nilai-nilai Dalihan Natolu yang menjadi pedoman hidup. Harmoni, penghormatan, dan tanggung jawab sosial adalah warisan yang terus dijaga oleh keturunan Simangonding. Melalui website ini, mari kita rayakan kisah ini, menjaga agar jejak leluhur kita tetap hidup, dan meneruskannya kepada generasi mendatang.